Sabtu, 06 November 2010

Mengendalikan Tingkat Inflasi di Indonesia

Awal pekan ini BPS mengumumkan inflasi pada Oktober 2010 sebesar 0,06%. Dari sasaran survei 66 kota di Tanah Air, 32 di antaranya mengalami inflasi dan 34 deflasi. Oktober sebenarnya mendekati deflasi, tetapi ada beberapa faktor yang memicu inflasi, terutama kenaikan harga beras 0,74% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Beras menyumbang inflasi 0,04%. Kalau turun sedikit, barangkali yang terjadi deflasi. Kenaikan harga emas dunia juga menyebabkan harga dalam negeri naik 6,47% sehingga menyumbang inflasi sebesar 0,13%.

Meskipun Oktober tergolong rendah, laju inflasi year to date atau dari Januari sampai Oktober sudah mencapai 5,35%. Padahal pemerintah dalam APBN Perubahan menargetkan angka inflasi tahun ini sebesar 5,3%. Agar target itu tercapai, dalam sisa dua bulan ke depan harus deflasi; tetapi tampaknya hal tersebut sulit terjadi. Apabila November dan Desember inflasi, target yang telah dipatok akan terlampaui. Namun, ada keyakinan laju 2010 secara keseluruhan tidak akan menembus angka 6%. Masih ada ruang 0,65% dua bulan ke depan supaya tak menembus angka itu.

Kecenderungan inflasi pada November dan Desember tahun-tahun sebelumnya rendah, meskipun ada Hari Raya Natal dan Tahun Baru yang dapat mendorong tingkat inflasi. Dampak Lebaran lebih dahsyat dibandingkan dengan hari raya keagamaan lainnya, karena terkait dengan komposisi penganut agama Islam yang lebih besar. Pada saat Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri bisa dipastikan hampir seluruh warga terlibat dalam rangkaian aktivitasnya, mulai belanja sampai mudik. Peningkatan aktivitas, terutama ekonomi berlangsung sebulan lebih sejak Puasa.

Hari raya keagamaan pada Desember memang memengaruhi inflasi, tetapi tidak sehebat saat Lebaran. Tahun lalu, November tercatat deflasi sebesar 0,03% dan Desember inflasi 0,33%. Tahun 2008, November inflasi 0,12% dan Desember deflasi 0,04%. Belajar dari pengalaman itu, diperkirakan dua bulan terakhir pada pengujung tahun nanti tidak terjadi inflasi besar. Supaya tingkat tidak menembus angka 6%, perlu dijaga agar inflasi pada November dan Desember tidak sampai 0,65%. Untuk itu dibutuhkan kerja keras dan strategi setepat-tepatnya.

Beberapa ekonom menilai tingkat inflasi Januari sampai Oktober 2010 sebesar 5,35% masih tergolong aman. Sebab, inflasi tahunan Oktober 2010 terhadap Oktober 2009 sebesar 5,67% masih lebih rendah ketimbang inflasi tahunan September 2010 terhadap September 2009 yang mencapai 5,8%. Berdasarkan target inflasi Bank Indonesia pada angka 5% plus minus 1%, hingga akhir tahun ini ada optimisme akan berada di bawah 6%. Maka ada yang menyarankan agar bank sentral menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun, sehingga target tercapai.

Inflasi tinggi perlu dicegah, karena akan meningkatkan ongkos dalam jangka panjang. Inflasi yang sangat cepat juga menciptakan ketidakpastian serta mendistorsi keputusan untuk melakukan konsumsi dan investasi. Di samping itu, secara langsung berdampak pada daya beli, khususnya pada masyarakat berpenghasilan tetap. Menurunnya daya beli akan memengaruhi banyak lini, yang intinya menyebabkan kelesuan ekonomi. Tak mengherankan pemerintah dan bank sentral mengupayakan berbagai cara dan mengotak-atik banyak instrumen supaya tingkat inflasi tidak tinggi.

Sumber : google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar